Hal Yang Menyebabkan Orgasme Terasa Menyakitkan

Hubungan intim yang dilakukan setiap pasangan akan terasa nikmat dan mencapai kepuasan tertinggi jika pasangan mereka mendapatkan orgasme yang memuaskan. Secara lumrahnya biasa orgasme yang didapat akan terasa nyaman, tetapi ada juga sebagian wanita yang mendapatkan orgasme dengan rasa yang menyakitkan.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi, Dr.Katherine McHugh, seks yang dilakukan setiap pasangan seharusnya tidak akan merasa kesakitan. Jika terjadi hal yang menyakitkan berarti terjadi sesuatu hal yang harus diperbaiki.

Dysorgasmia, rasa sakit disaat orgasme, bisa disebabkan faktor fisik ataupun mental. Jadi jika terjadi seperti ini harus dilakukan pemeriksaan fisik untuk membantu supaya dapat menemukan penyebab terjadinya hal seperti ini.

Baca: Orgasme Yang Tak Terlupakan Oleh Pasangan Anda

Kasus seperti hal ini banyak terjadi pada wanita yang merasakan nyeri didalam perut, biasanya akan di indikasikan karena masalah di rahim yang berkontraksi disaat orgasme. Ataupun rasa sakit bisa terjadi secara bersamaan disaat fibroid Uterus atau Endometriosis.

Dan secara fisiknya, Dysorgasmia bisa disebabkan juga faktor mental. Dimana rasa sakit secara emosional yang dialami seorang wanita dapat terjadi setelah mengalami trauma, hal inilah yang menyebabkan timbul rasa sakit secara fisik.

Hal seperti in terjadinya biasanya akan dirujuk langsung ke bagian konseling kesehatan mental untuk membahas bagaimana rasa sakit ini bisa mempengaruhi hidup seseorang.

Jadi untuk mengatasi hal seperti ini tergantung dari sebab terjadinya dysorgasmia ini. Jika kondisi ini disebabkan karena kejang otot maka bisa dilakukan dengan minum obat pereda nyeri sebelum melakukan hubungan seks.

Namun jika terjadi disebabkan karena masalah dengan otot yang melepaskan kontraksi dikarenakan otot yang terlalu kaku maka dibutuhkan obat dari anjuran dokter langsung. Tentuya pasien akan langsung dirujuk ke bagian konselor mental dan terapis fisik dasar panggul.

Untuk melakukan terapi dasar panggul, supaya dibutuhkan pasien  akan merasa lebih baik lagi dalam berhubungan seks dan bisa terhindar dari masalah otot atau saraf kencangnya. Konseling dilakukan juga supaya pasien dapat mengembangkan pendekatan seks dengan secara sehat,

Walaupun bisa diobati, tetapi hal ini tidak akan seratus persen sembuh. Dan tentunya Anda sendiri juga membutuhkan bantuan sendiri untuk sesering mungkin memeriksakan diri ke dokter. Sejauh dini mungkin untuk melakukan pengobatan dini dari awal dan carilah dokter yang benar benar tepat untuk menangani hal tersebut.